Minggu, 13 Mei 2018

Tugas 9 E-Commerce - Perkembangan E-Retail Di Indonesia



Bisnis Retail secara umum adalah kegiatan usaha menjual aneka barang atau jasa untuk konsumsi langsung atau tidak langsung. Dalam matarantai perdagangan bisnis retail merupakan bagian terakhir dari proses distribusi suatu barang atau jasa dan bersentuhan langsung dengan konsumen. Secara umum peritel tidak membuat barang dan tidak menjual ke pengecer lain.
Akan tetapi dalam praktik bisnis retail modern saat ini tidak tertutup kemungkinan, banyak pengecer kecil membeli barang di gerai peritel besar, mengingat perbedaan harga yang muncul pada waktu-waktu promosi tertentu yang dilakukan oleh peritel besar.

E-Retail merupakan salah satu bagian dari model E-commerce yaitu Business to consumer (B2C): Retail, sifatnya melayani pelanggan yang bervariasi. Contoh dari bisnis E-retail itu adalah : Zalora, Lazada. Blibli, dsb. Dalam perkembangan yang semakin pesat, maka banyak toko online / e-commerce bermunculan. Baik mereka dengan memanfaatkan blog, social media, website. Dengan pesatnya ini membuat semakin mudahnya dalam jual beli.

Dalam perkembangannya saat ini dengan banyaknya bermunculan toko online  di Indonesia sangat berkembang pesat dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya. Mungkin hal ini terjadi karena berkembangnya juga teknologi internet di Indonesia dan ditambah dengan pengguna internet yang mengakses dari gadgetnya masing – masing. Karena perkembangan inilah yang membuat bisnis online ramai dilakukan di Indonesia. Dari yang menjual barang hingga jasa, mereka tawarkan di internet. Toko online akan terus bertambah seiring dengan kemajuan teknologi, dan karakter pembeli juga lambat laun akan berubah karena kemudahan yang ditawarkan oleh internet dan smartphone

E-retail masih diprediksi akan terus berkembang hingga tahun mendatang. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor pendukung seperti , meningkatnya masyarakat kelas menengah dan perubahan gaya hidup, serta konsep wirausaha yang saat ini sedang berkembang pesat di masyarakat Indonesia yang mana salah satunya berinvestasi pada dunia business retail.


Menurut berita:

TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Direktur PT Hero Supermarket Tbk, Stephane Deutsch, mengatakan penetrasi penjualan retail secara online di Indonesia baru 1,8 persen dari total penjualan retail. Penetrasi sebesar itu terbagi menjadi tiga kategori besar, yaitu media, elektronik, dan pakaian. ”Untuk bisnis makanan, angkanya masih sangat minim,” ujar dia, kemarin.
Meski masih kecil, menurut dia, pihaknya akan masuk dalam bisnis online. Hero saat ini sedang mengembangkan bisnis e-commerce dan melakukan ekspansi. Pada paruh pertama 2017, Hero telah membuka dua gerai Giant Ekstra di Manado dan Malang serta meluncurkan konsep baru untuk Hero Supermarket yang menyasar kalangan menengah ke atas.
”Total investasi kami mencapai Rp 302 miliar pada tahun ini. Rinciannya, 41 persen untuk lokasi gerai, 27 persen untuk gerai baru, serta 12 persen untuk peremajaan dan pengelolaan gerai yang ada,” kata Stephane lagi.
Tren belanja online di Indonesia terus meningkat. Menurut Google Indonesia, hingga akhir tahun, jumlah warga Indonesia yang berbelanja melalui e-commerce mencapai 81 juta orang dari 100 juta pengguna Internet. “Angkanya cukup tinggi,” kata Country Industry Head Google Indonesia, Hengky Prihatna. Saat ini jumlah penduduk Indonesia mencapai 250 juta jiwa.
Dia menuturkan, Indonesia menjadi pasar terbesar di Asia Tenggara untuk transaksi belanja online. ”Hasil riset kami menunjukkan bahwa pada masa depan belanja online akan semakin marak di Indonesia.”
Manajer Komunikasi Perusahaan PT Matahari Putra Prima Tbk, Fernando Repi, menjelaskan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat, khususnya di kota-kota besar. Perubahan itu berpengaruh terhadap perlambatan kinerja industri retail. Konsumen juga mulai menyisihkan uangnya untuk bersenang-senang. 
Namun, perubahan pola itu, kata dia, belum terjadi di daerah lain. ”Untuk kota-kota kecil belum mengarah ke sana. Mereka masih harus menabung untuk belanja kebutuhan pokok.”
Sekretaris Perusahaan Matahari Department Store, Miranti Hadisusilo, menyatakan penutupan dua gerainya di Pasaraya Blok M dan Pasaraya Manggarai bukan karena kalah bersaing dengan bisnis online. ”Kami belum melihat sejauh itu.”
Ke depan, ujar dia, pihaknya akan lebih selektif dalam memilih lokasi gerai. ”Kami optimalkan penjualan di lokasi potensial dan strategis. Hingga akhir tahun, kami juga masih akan membuka 1-3 gerai lagi, yaitu satu di Jawa dan dua di luar Jawa.”
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy Nicholas Mandey, mengatakan pangsa pasar yang diambil bisnis online baru sekitar 2 persen dari keseluruhan industri. "Online memang sudah mulai masuk, tapi penetrasinya belum besar. Sifatnya baru barang-barang standar," kata dia.
Berdasarkan catatan Aprindo, pertumbuhan industri retail pada semester pertama tahun ini hanya 3,7 persen, atau melambat dibanding periode yang sama 2016 yang bisa mencapai 9,7 persen. ”Tapi, ke depan, kami optimistis akan membaik,” katanya. Untuk meningkatkan performa industri, menurut dia, dibutuhkan dukungan, khususnya dari pemerintah.


Dari
Ni Komang Tri Agustina
15110111059
Prodi Manajemen
Universitas Dhyana Pura


1 komentar:

Tugas 11 E-Commerce - Isi Utama Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE)

Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik  atau  Undang Undang nomor 11 tahun 2008  atau  UU ITE  adalah Undang-undang yang me...